Selasa, 15 November 2011

Perpisahan

Selalu ada duka yang mengiringi sebuah perpisahan... Selalu ada kekosongan di hati ketika perpisahan itu menghampiri... Perpisahan setelah sekian lama melukis hari-hari dengan indah bersama-sama... Perpisahan setelah sekian lama hari-hari yang dilalui begitu berarti... Perpisahan dengan orang-orang yang telah memberi begitu banyak hal-hal yang sangat berarti dalam hidup ini... Perpisahan dengan orang-orang yang kita cintai... Tak ada yang tahu, apakah sebuah perpisahan akan menjadi seperti sebuah kacang yang terlepas dari kulitnya... Setelah terpisah tak dapat tersatukan lagi... Tak ada yang tahu, apakah sebuah perpisahan akan menjadi seperti burung yang meninggalkan sarang mencari makan untuk anak-anaknya... Setelah waktunya tiba akan bersama kembali... Dan tak ada yang tahu pula , apakah sebuah perpisahan akan meenjadi seperti seekor penyu yang pergi dari pantai tempatnya menetas... Setelah pergi, tak jelas, apakah dapat kembali lagi... Atau akan rapuh dan tumbang di tengah lautan perjuangan... Perpisahan akan selalu terjadi... Entah sekuat apa kita berusaha mencegahnya... Namun tak akan ada yang sanggup menentang kehendak Sang Kholiq... Sebuah perpisahan kan memberi kita pelajaran yang berarti... Mengajarkan kita tuk menjadi insan yang kuat... Mengajarkan kita akan manis dan pahitnya hidup... Mengajarkan kita akan indahnya kebersamaan... Dan juga mengajarkan kita tuk selalu bersyukur atas begitu indahnya waktu yang telah dilalui... Meskipun tak semua perpisahan bisa menjadi seperti itu... Tapi sungguh, itulah perpisahan yang indah meskipun sangat berat hati menerimanya... Wallahu a'lam...

Rabu, 09 November 2011

Doa

Jalan ini terasa hampa tuk dilalui Jalan ini bukanlah jalan yang seharusnya kupilih Hatiku tlah menjerit agar ku mau kembali Tapi raga ini tetap saja melangkah semakin jauh Ya Allah.... Siksa yang kurasa tak seberat Bilal bin Rabbah Tapi diri ini terus mengeluh Sakit yang kurasa tak separah Nabi Ayub as Tapi begitu mudah diri ini mengalah Harta yang kumiliki tak sebanding dengan Nabi Sulaiman Tapi diri ini begitu sombong atas apa yang Engkau titipkan Ya Allah.... Hamba ingin kembali ke jalan-Mu Tapi begitu mudah diri ini terlena tuk kembali menjauh Hamba rindu akan naungan cahya-Mu Tapi begitu mudah pula diri ini tuk kembali ke dalam kegelapan Ya Allah..... Bimbinglah hamba ini agar bisa terus bersama-Mu Tuntunlah hamba ini tuk menitih jalan-Mu

Senin, 07 November 2011

MAAFKU UNTUK IBU..

ibu....maaf jika selama ini anak mu ini tak sanggup buahkan prestasi,sehingga senyummu jarang terukir dalam wajah mu hanya kesalahan yang sanggup ku perbuat,tapi kenapa senyummu selalu terukir indah hiasi wajah. walau sebenarnya tersimpan beribu sakit dan menyesal. tapi sekali lagi maafkan diriku, yang hanya sanggup membuat mu menagis. engkau sembunyikan air mata mu di depanku,hanya karena kau tak ingin melihatku bersedih. tapi bukankah engkau layak melakukannya?bukankah jika seorang ibu menagis ataupun memarahi anaknya yang melakukan kesalahan?bukankah semua itu lumrah?dan itulah hak mu sebagai seorang ibu? tapi kenapa tidak? sekali lagi maafkanlah kesalahan anakmu ini. aku berjanji menjadi lebih baek.. aku berjanji kan membuatmu tersenyum bahagia sebelum ajal menjemput. sekali lagi maaf....

Minggu, 06 November 2011

i look i see

.... Ini perjalanan seorang insan menapaki kehidupan,terlahir sederhana tidak miskin tidak kaya tetapi sederhana. Datang kedunia dengan tangisan yang merdu, sendu tangis sang ibu gembira hiasi keluarnya sang buah hati, senyum dan syukur sanga ayah tak henti – hentinya hiasi keluarnya kedunia. Mereka pun tetap bangga walaupun terdengar dari mulut sang dokter sesuatu yang tidak mengenakkan hati mereka,tapi segala sesuatu yang mengganjal di hati mereka pendam, hanya syukuri anugrah. Mendengar kata dokter anak mereka tak mampu melihat sebenarnya membuat mereka shock, down, tapi apa daya mereka hanya dapat syukuri anugrah dari yang kuasa, anak adalah amanah apa guna menyesali kelahiran sang amanah dari sang pencipta. Bayi dari tangan si dokter pun berpindah ke tangansnag ibu, di tatapnya wajah tampan sang anak yang masih menangis setelah keluar menyambut dunia barunya, dengan sentuhan yang lembut dari ibunya sang bayi tetap menangis tangisan bahagia. Tangis sang ibupun tak sanggup tertahan, bayangan anaknya saat dewasa kelak entah seperti apa,dengan matanya yang buta. Hanya kegelapan yang ada dalam pandangan, tak sanggup melihat kehidupan luar, pemandangan yang indah. Sang ayah memeluk sang ibu, meski tak meneteskan air mata tapi dalam hati sang ayah juga tak tega melihat anaknya yang buta terus menangis.Tapi mereka yakin ada Allah sang pencipta, anak ini adalah amanah sang pencipta, maka mereka bertekad untuk menjaganya dengan segenap hati agar kelak menjadi orang yang berguna bagi umat dan sekitarnya. ........ Detik jam pun berjalan, seluruh tatanan surya yang berputar pada orbitnya mengubah hari sesuai dengan kehandak-Nya, atas kehendak-Nya seluruh tatanan langit dan bumi tertata rapi tanpa sedikit pun kesalahan. 5 tahun sudah sejak kelahirannya, usianya kini 5 tahun, standar usia seorang bocah memasuki taman kanak – kanak. Akan tetapi dia tidak terima semua ilmu dari sang ibu dan ayah. Pelajaran yang di terimanya tak seperti anak normal seusianya hingga ia beranjak pada usia lima tahun dia masih belajar tentang warna, tak hanya warna yang ia pelajari ia juga belajar bgaimna bentuk awan,langit, pohon dan sebagainya. Dengan sabar sang ibu tuturkan kasihnya kepada sang anak, sang ayah byang tak henti – hentinya memberi nafkah untuk keluarga.keluh peluh yang keluar dari mereka demi sang buah hati yang tak mampu melihat indahnya dunia mereka ikhlaskan demi kebahagiaan sang anak kelak di masa mendatang. Meski tak jarang emosi mereka atang tapi mereka simpan dalam – dalam di hati mereka. Tak selayaknya mereka marah. Begitulah cinta kasih orang tua terhadap anaknya, tak kan pernah dapat terganti hingga kelak ajal kan menjemputnya.meski segala yang telah di berikan kepada orang tua kepada kita sudah kita balas semuaseperti sebagaimana yang telah orang tua berikan kepada kita tapi semua itu tetap saja tak sanggup menggatikan kasih sayang orangtua kita terutama ibu. ,,..............,, Waktupun berjalan,sang takdir mulai berkata. Dan karena usaha keras kedua orangtuanya dalam membangun pondasi akhlaq anknya, menanam kepercayaan diri,membangun skill yang sudah tertancap dalam tubuhnya, maka takdirpun berkata. Kesuksesan tercapai lebih dari dugaan. Usianya kini telah labil. Karirnya meningkat begitu pesat. Namanya kini tersebar ke seluruh pelosok negri.bagaimana tidak? Seorang yang terlahir buta kini telah menjadi seorang pelukis ternama yang karyanya tak kalah indah dengan mereka – mereka yang mampu melihat. Saat di tanya bagaimana dia bisa melukis sehebat itu padahal kedua matanya sudah tak dapat digunakan sejak kelahirannya.diapun menjawab. “aku memang terlahir buta,tak dapat melihat. Sejak lahirnya aku ke dunia aku tak pernah dapat nikmati segala sesuatu, hanya gelap yang ada dalam pandangan. Aku pun tak tahu bagaimana wajah orang tua yang melahirkan ku,apa warna daun,apa warna langit. Tapi kebutaan tak bisa memakan segala sesuatu yang ada, buta tak mampu menyiutkan hatiku. Hingga usia ku labil aku belajar sendiri, hanya terima ilmu dari kedua oramg tua, tak pernah menenpuh pendidikan formal, tapi orang tua ku selalu beri aku yang terbaik.mereka menanamkan pada ku bahwa tuhan itu maha adil.maka sejak itu aku percaya suatu saat pasti aku akan menjadi sukses di atas kebutaanku. Walaupun aku tak bisa melihat, tapi aku punya telinga tuk mendengar maka selama telinga ini masih berguna aku akan dengar segala ilmu yang berguna bagiku. Akupun masih punya mulut untuk berbicara.maka aku bertanya qpa warna daun , apa warna langit dan sebagainya.akupun masih memiliki kulit untuk merasa.maka tak sepantasnya aku merasa kuarang ata s apa yang di berikan tuhan kepada ku karna masih banyak indra yang masih bisa di gunakan daripada yang tidak berfungsi.” Dalam hati sang anak dia berkata “I look,I see with my heart,thanks god thanks my parents…”
bertahan menanhan haus dahaga.... tetap berjalan meski tubuh ini letih... demi mengharap ridho-Mu... hanya ridho-MU yang ku harapkan.... dan kau berikan ujian,pada hamba-MU yang kerdil... juga hina ini..... ujian hari ni terasa berat... mengalir begitu sauja hingga kini belum selesai... tapi diri ini harus senantiasa bertahan, meski perih hati ni merasa... demi ridho-MU...YA ALLAH... Ku tak akan menghindar dari ujian yang au berikan...meski kian hari kian menyayat hati ini... salatiga,23 agustus 2011